Ciputra Entrepreneurship, Jakarta. Menilik pada
contoh sukses sejumlah negara, pemanfaatan bonus demografi harus
diarahkan pada sektor wirausaha, khususnya kalangan pengusaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) untuk membebaskan Indonesia dari jebakan
pendapatan menengah atau middle income trap.
Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan ada satu
ciri yang seragam yang dia temukan dalam sederet negara yang berhasil
'naik kelas' menjadi negara dengan pendapatan tinggi.
"Negara itu jadi maju bukan karena sumber daya alam, tapi karena
mencetak enterpreneur atau wirausahawan dalam jumlah yang cukup besar,"
katanya di Jakarta.
Padahal untuk keluar dari kungkungan pendapatan menengah bukan
pekerjaan mudah. Belum lama ini, Mantan Gubernur Reserve Bank of India
Duvvuri Subbarao menyebutkan dalam kurun waktu 50 tahun terakhir dari
101 negara berpenghasilan menengah, hanya 13 negara yang berhasil lolos
dari jebakan tersebut, salah satunya adalah Korea Selatan.
Menilik data dari Korea Venture Business Association per Februari
2013 jumlah pembukaan bisnis baru mencapai 28.763. Jumlah ini melonjak 2
kali lipat dari periode 2008 yang hanya 15.401 dan bahkan bertumbuh
lebih dari 400% dibandingkan dengan satu dekade lampau.
Bambang menilai dengan menggalakkan sektor UMKM, selain untuk
menggenjot pertumbuhan strategi ini juga bisa meningkatkan penyerapan
tenaga kerja, mengentaskan kemiskinan, dan menciutkan kesenjangan.
Data dari Yayasan Bina Swadaya menyebutkan ada sekitar 56,54 juta
usaha di Indonesia. Dari jumlah itu 98,8% atau 55,86 juta adalah usaha
berkategori usaha mikro, yang terserap di sektor pekerjaan informal. Selengkapnya; http://www.eciputra.com/berita-6148-wirausaha-kunci-penting-memajukan-ekonomi-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar