Kamis, 28 Januari 2016

Di Tangan Bambang, Pohon Asam Datangkan Pundi-pundi Uang





Pohon asam selama ini dianggap tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, alias cuma untuk arang. Namun di tangan Bambang Hariyono, seorang penggiat UMKM kerajinan asal Banyuwangi, kayu pohon asam bisa disulap menjadi pundi-pundi uang.

Bambang Haryono melihat ada potensi yang besar dari Pohon Asam. Berbekal keinginan yang kuat, Bambang kemudian menjadikan pohon asam sebagai kerajinan tangan, termasuk limbahnya yang dijadikan ornamen furnitur yang berkelas internasional.

Saat menggeluti usaha kerajinan tangan kayu pohon asam tiga tahun silam, ia melihat ada kekhasan unik pada pohon asam. Menggeluti usahanya itu, Bambang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat Banyuwangi daripada menggunakan tenaga mesin.

"Kayu pohon asam menurut saya unik, seperti memiliki ciri yang khas dan juga tiap potong yang dibuat tidak akan pernah sama. Maka yang banyak minat untuk produksi kayu asam ini Eropa dan Amerika," kata Bambang yang ditemui di workshop 'Oesing craft' miliknya, Banyuwangi, Rabu (20/8/2014).

Saat ini total lebih dari 250 pegawai yang dirangkulnya untuk membuat kerajinan kayu. Tenaga kerja itu direkrut dari berbagai kecamatan, yaitu Glagah, Kalipuro, Kabat. Bahkan Bambang juga kerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat maupun lembaga pemasyarakatan (lapas) di Banyuwangi.
"Kita rangkul lapas agar napi-napi juga punya ketrampilan selama di dalam," kata Bambang.

Selain itu, Bambang juga memiliki anak cabang yang ada di Situbondo, Jember, dan Pasuruan. Kerajinan milik bambang ini beraneka ragam, seperti tablewear, mangkok, guci, tempat makan, dan tempat perhiasan.

Berkat kegigian Bambang, produk kerajinan asal banyuwangi ini telah beredar ke berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Tak heran jika tiap bulan omzet yang didapat mencapai Rp 1 miliar.

Oesing craft bahkan sudah dikontrak oleh perusahaan besar asal Jepang untuk membuat kerajinan kayu. "Berapa pun yang kita produksi, mereka siap menerima. Bahkan untuk pengiriman ke Jepang itu ada batas minumum jumlah," kata Bambang bangga.

Karena keuletan dan kegigihan itu, berbagai penghargaan telah diraih, seperti penghargaan dari Unesco Award of Excellence for Handycraft pada 2012 lalu untuk wilayah Asia Tenggara.

Selain itu juga meraih piagam penghargaan SMESCO Award Tahun 2009, Juara 2 Desain Cindera Mata Jatim 2009, Prabaswara Award di bidang Ekspor 2012, dan berbagai penghargaan bidang kerajinan serta pemberdayaan masyarakat.


"Kita tetap mengutamakan kualitas dari kerajinan yang kita buat. Saat pesanan banyak, kita tidak boleh lengah untuk mengutamakan kualitas tiap piece-nya. Kalau kualitas jelek, pasti konsumen lari, apalagi Jepang yang selalu teliti barang yang kita kirim", tandas Bambang yang juga memiliki impian melatih para mantas PSK di Dolly untuk bisa memiliki ketrampilan membuat kerajinan dari pohon kayu ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar