Selasa, 26 Januari 2016

Kultur Mendobrak Batasan ala People Footwear

http://static.ciputraentrepreneurship.com/thumbs/billy/DSC_0119_01_1024x1024.JPG
Kesuksesan yang diraih oleh People Footwear terbilang sangat cepat. Perusahaan asal Vancouver, Kanada, ini berhasil eksis dalam pasar alas kaki dengan menawarkan sepatu dengan inovasi dan teknik yang unik.

Damian Van Zyll De Jong selaku salah satu pendiri People Footwear mengatakan bahwa ide untuk membuat sepatu muncul begitu saja di kepalanya. Passion terhadap sepatu ini lahir dari hobinya bermain skateboard, sampai di satu titik yang mana Damian merasa harus melakukan sesuatu. "Dari banyak hal yang saya pilih, muncul ide membuat alas kaki," ujarnya.

Bersama dengan Matt Penner, Damian mulanya mengembangkan sebuah brand bernama Native yang lama-kelamaan bertransisi menjadi People Footwear.

"Itu semua tentang menemukan hal-hal baru. Dari situlah banyak inspirasi berdatangan, berpikir bagaimana melakukan suatu hal dengan cara yang baru, teknologi yang baru, dan tertantang dengan ide 'mengapa kita tidak melakukannya dengan cara yang beda' atau 'bagaimana bisa belum ada yang melakukan ini,'" ujar Matt.

Dari sinilah kesempatan datang. Damian terlatih dengan budaya berpikir yang sedikit berbeda: tentang apa yang mungkin dan mendobrak batasan-batasan. "Kami berdua adalah pemecah masalah dan itulah yang mendorong kami," tambah Matt.

Menjadi kreatif tidak selalu berasal dari apa yang terjadi pada hari ini, melainkan dari banyak hal yang terjadi di masa-masa sebelumnya. "Jadikan kesalahan sebagai kelebihan Anda, bukan kekurangan. Saat Anda benar-benar bersemangat dengan suatu hal, jangan menyerah," kata Damian.

Lahirlah People Footwear yang lebih ringan, nyaman, dan mudah dijangkau. Matt dan Damian ingin produk mereka tidak spesifik untuk satu orang saja, melainkan mampu berbicara untuk kalangan banyak. "Kami menggabungkan apa yang kami pikir timeless dengan susuatu yang fun sekaligus progresif," ujar Matt.

Damian mengatakan kalau mereka melihat bentuk-bentuk dari alas kaki klasik dan meng-upgrade-nya menjadi lebih baik agar lebih nyaman untuk dipakai.

Mengenai celah dalam pasar alas kaki, mereka berdua merasa terus bergerak maju. Mereka akan terus melakukan apa yang mereka percayai dengan tetap menonjolkan signature mereka.


People Footwear juga tidak menutup kemungkinan melakukan kerja sama dengan brand lain. "Kolaborasi bukannya menggabungkan dua brand berbeda menjadi satu. Bagi People Footwear, kami terus mencari jati diri sebelum memutuskan ingin berkolaborasi dengan siapa. Namun itu butuh tahap lanjutan," jawab Damian. Selengkapnya: http://www.imart89.com/blog/read/125/kultur-mendobrak-batasan-ala-people-footwear

Tidak ada komentar:

Posting Komentar