Artikel Review
Thursday, 19 June 2014 sekitar setahun yang lalu (hits 323)
Pembangunan industrialisasi kelautan dan perikanan yang berbasis pada
Ekonomi Biru (Blue Economy) dikatakan bisa menumbuhkan jutaan
wirausahawan baru. Namun Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.
Sutardjo mengatakan hal ini membutuhkan dukungan pengetahuan dan
teknologi.
Implementasinya akan membutuhkan cutting-edge innovations yang tidak
hanya mampu memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, akan
tetapi yang lebih konkrit adalah berupa inovasi sistem produksi bersih
tanpa limbah.
Oleh karena itu, industrialisasi kelautan dan perikanan yang berbasis
pada Blue Economy membutuhkan sumberdaya manusia yang kompeten dan
berpotensi dapat menumbuhkan jutaan wirausaha baru.
Sharif menegaskan, SDM kompeten pada hakekatnya memiliki pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill) yang memadai, kemampuan (ability) dan
sikap (attitude) untuk menjalankan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan secara efektif dan efisien.
Dunia riset dan teknologi harus dekat dengan dunia usaha, dimana
hasil riset harus benar-benar terbukti memadai. Kolaborasi dan integrasi
antara dunia pendidikan atau riset, pemerintah dan swasta adalah kunci
dalam implementasi Blue Economy.
“Blue Economy harus mampu menjadi referensi sebagai model pendekatan
pembangunan Kelautan dan Perikanan berkelanjutan untuk kesejahteraan
rakyat. Dengan menitikberatkan pemanfaatan sumberdaya alam dengan
mengikuti pola efisiensi alam, namun menghasikan produk dan nilai lebih
besar, tanpa limbah dan kepedulian sosial yang tinggi,” paparnya. (bn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar