Hanya
sekitar 5% dari perusahaan di daftar bergengsi Fortune 500 yang dihuni
oleh pengusaha wanita. Dan meskipun Anda bisa memperluas sekup
sampelnya, tetap saja persentasenya tak berubah. Jumlah gaji CEO wanita
juga tak setinggi rekan pria mereka. Secara riil, dari 200 orang CEO di
AS yang perempuan jumlahnya hanya 11 orang dan median gaji mereka adalah
1,6 juta lebih rendah daripada gaji CEO pria. CEO Yahoo! Marissa Mayer
menduduki peringkat tertinggi oleh wanita di ranking 34 dengan
penghasilan 25 juta dollar AS.
Ada
juga CEO 'wanita' lainnya yang berbayaran tak kalah tinggi dari Mayer,
tetapi ia lebih jarang terekspos media. Dengan pemasukan $38 juta selama
tahun 2013, Martine Rothblatt (59) adalah CEO 'wanita'
dengan bayaran tertinggi di Amerika Serikat. Namun, kategori CEO wanita
tampaknya kurang pas untuknya karena Rothblatt sebelumnya adalah
seorang pria.
Rothblatt ialah pendiri United Therapeutics, sebuah
perusahaan farmasi dengan kepemilikan terbuka yang berpusat di Silver
Spring, Maryland, AS. Kiprahnya mungkin tak banyak terdengar sebagaimana
CEO-CEO hebat lainnya tetapi perjalanan panjang Rothblatt juga tak
kalah menariknya.
Ia sampai di posisi seperti sekarang setelah sukses menghasilkan banyak uang sebagai pendiri Sirius Radio.
Ia masuk ke dalam dunia penyiaran sebagai seorang pengacara. Sirius
kemudian go public tahun 1994 dan Martine menjadi kaya raya. Pada titik
ini ia melalui transisi penting dalam hidupnya dan merasa ingin segera
pensiun dari pekerjaannya.
Martine memutuskan menjual sebagian saham Sirius dan 3 juta dollar
yang dihasilkan dari yayasan PPH Cure. Ia juga mulai kuliah lagi dan
melalukan perjalanan ke National Institute of Health dan ke Library of
Congress.
Tahun 1996, ia menemui pensiun farmakolog James Crow yang memiliki
ide obat yang ditolak diproduksi oleh Flolan (kini Glaxo). Obat ini
lebih aman tetapi hanya memiliki jumlah pembeli potensial yang rendah.
Martine nekat menjadi CEO perusahaan farmasi baru dan membujuk Crow
menjadi presiden dan COO perusahaan bersamanya. Mereka sukses
mengantongi perizinan dari FDA (BPOM di AS). Saat itu gaji mereka hanya
$75.000 per tahun.
Alasan Martine sangat tertarik dan menggebu-gebu membantu Crow
memproduksi obat ini ialah karena anaknya Jenesis adalah penderita
penyakit Pulmonary Arterial Hypertension (PAH) yang menghalangi aliran
darah dari jantungnya ke paru-paru. Dan obat baru dari Crow itu
berpotensi menyelematkan nyawa sang buah hati. Kini Jenesis berusia 30
tahun dan bekerja untuk Martine.
Dibesarkan dalam keluarga Yahudi konservatif di kota San Diego,
kehidupan Martine berubah drastis begitu ia memutuskan mengubah
kelaminnya tahun 1995. Saat itu, ia menerbitkan The Apartheid of Sex,
sebuah tulisan yang dapat dikatakan sebagai manifesto singkat mengenai
tekadnya menjalani kehidupan yang tidak mudah sebagai seorang wanita.
Di luar kehidupan pribadinya yang kontroversial dan liberal itu,
Martine mengecap kesuksesan finansial yang lebih besar dari sebelumnya
di pertengahan tahun 1990-an. Perusahaan United Therapeutics yang ia
miliki menurut Nymag.com mencapai nilai valuasi yang tidak bisa
diremehkan, yaitu $5 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar